Wednesday, January 6, 2016

Masalah pada VEGA ZR SUSAH HIDUP?

Ini adalah pengalaman pribadi saya selama hampir 4 tahun ini mengendarai Vega ZR. Sepeda motor keluaran Yamaha yang sudah setia menemani saya sejak 2010 ini memang tergolong motor yang irit dan tidak rewel. Selain itu perawatannya mudah, bagi anda lelaki yang berjiwa mekanik tentu sudah hafal bagaimana mudahnya perawatan motor bebek, peralatan yang dibutuhkan untuk memperbaiki motor bebek juga sangat mudah didapat. Selain itu juga harga sparepart yang terjangkau membuat saya betah untuk mengendarai motor ini selama 4 tahun ini. 

Sekedar informasi, walaupun ga penting! hhe, angka di Odometer sudah menunjukkan lebih dari 72000 km sudah saya lalui bersama motor ini. Itu artinya jika keliling bumi itu adalah 40.075,017 km, maka bisa dikatakan motor ini sudah hampir dua kali mengelilingi dunia. Jika konsumsi motor ini saya rata-ratakan sebesar 1 liter / 50 km, maka bisa dikatakan sampai sekarang  motor ini sudah menghabiskan sekitar 1440 liter bensin. Dan jika setiap 2000 km oli mesin diganti, maka kira-kira sudah 36 botol oli dihabiskan oleh motor ini. 

Well, bukan suatu hal yang menakjubkan namun juga perlu menjadi catatan tersendiri bagi saya karena berarti motor saya ini sudah masuk taraf service besar, sudah banyak komponen yang mulai aus dan performanya sudah tak seperti dulu lagi.

Inilah yang saya rasakan akhir-akhir ini. Berawal dari mogoknya motor ini di tanjakan Cijapati yang merupakan jalur alternatif Garut-Bandung melalui jalan Majalaya. Saat itu saya dalam perjalanan pulang dari pantai Santolo. Motor saya kendarai sejak pagi buta nonstop dari Pameungpeuk, Garut dalam kecepatan rata-rata tak lebih dari 80 km. Maka ketika melewati tanjakan di Cijapati ini mulailah saya rasakan gejala overheat, motor tak bertenaga dan akhirnya mati serta tak bisa dihidupkan lagi. Gejala overheat ini memang pernah beberapa kali saya alami, cirinya ketika saya engkol (kick starter) tidak ada kompresi sama sekali (ngeloss). Karena saya berhenti di tengah tanjakan, akhirnya saya coba pelan-pelan untuk mundur sambil memasukan gigi ke posisi 1 agar motor tidak terlalu meluncur mundur. Setelah berada di jalanan yang rata, saya coba hidupkan motor dan "bruummm" motor menyala kembali. Mungkin saat dibawa mundur dengan posisi gigi masuk, terjadi dekompresi yang menurukan suhu di ruang bakar sehingga kompresi bisa muncul lagi. Namun karena ingat mesin masih panas, saya coba untuk berhenti sejenak untuk menurunkan suhu mesin, saya tidak mau memaksakan kondisi mesin seperti ini untuk jalan. Apalagi jarak menuju rumah saya di Ciparay masih jauh.

Singkat cerita, setelah peristiwa itu, mulailah Vega ZR saya ini rewel. Setiap pagi saat mesin masih dingin, Vega ZR saya menjadi susah untuk dihidupkan. Saya rasa ini bukan gejala karena mesin dingin biasa. Biasanya jika mesin masih dingin dan mesin susah dihidupkan, Choke adalah solusinya. Kemungkinan karena dingin sehingga diperlukan campuran yang kaya bensin untuk menghidupkan mesin. Namun tidak untuk masalah Vega ZR saya ini. Walaupun tuas Choke sudah diturunkan (membuka) dan diengkol beberapa kali sampai keringat membanjiri tubuh dan kaki kanan terasa keram pun, si Vega ZR ini tidak mau hidup, bahkan sama sekali tidak ada tanda-tanda ledakan bensin di ruang bakar.

Karena lelah saya coba beristirahat sejenak, walaupun hati was-was karena takut terlambat datang ke kantor. Setelah beberapa menit, saya coba untuk engkol lagi, masih juga tidak mau hidup. Saya coba buka busi dan lihat percikan api nya. Semuanya terlihat normal. Hampir putus asa saya ucapkan Bismillah dan berdoa di dalam hati, lalu saya engkol lagi. Beberapa kali mulai terasa ada ledakan di ruang bakar. Saya coba lagi dan akhirnya " Bruuuummm" menyala juga walaupun agak terasa seperti motor sekarat. Lega hati ini, namun tetap saja belum tenang karena peristiwa ini. Ada apa gerangan dengan si Vega ZR ini.

Besoknya pagi hari ternyata terjadi hal yang sama seperti yang terjadi kemarin, hampir 15 menit di engkol baru mau menyala, begitu seterusnya sampai akhirnya ketika hari libur tiba saya coba bongkar karburator, saya bersihkan lalu di setel. Anehnya ketika di setel pun, setelan yang didapat agak aneh, tidak seperti setelan standar Vega ZR yang biasa saya dapatkan. Demi menghindari Vega ZR tidak mau hidup di pagi hari lagi, saya coba setel basah karburatornya. Lalu besok nya saya tes
Besoknya di hari minggu pagi saya coba menyalakan mesin si Vega ZR ini, dan Bruummmm, mesin nya menyala dengan lancar tanpa perlu engkol-engkol lama lagi. Syukurlah ! ketika itu saya berpikir masalah telah selesai, namun karena di setel basah, Vega ZR saya ini menjadi ngempos dan tidak bisa diajak berlari seperti biasanya. Tapi yasudahlah untuk sementara mungkin ini solusinya. Jika ada waktu akan saya bawa ke bengkel.

Namun kondisi ini hanya bertahan beberapa hari saja. Selang beberapa hari, saya kembali harus mengengkol lagi tiap pagi sampai keringat bercucuran seperti orang sehabis marathon. Sampai satu Minggu berlalu, saya bongkar lagi Vega ZR saya di hari libur.

Kali ini saya coba membongkar semua bagian motor ini, mumpung ada waktu luang. Saya buka semua bagian body  sampai hanya tersisa jok dan cover punggung. Tidak hanya mesin, semua bagian kelistrikan saya bersihkan dan cek. Debu, lumpur dan semua kotoran di rangka yang selama ini tersembunyi saya bersihkan. Lalu terakhir bagian karburator. Saya penasaran dengan bagian Kran Bensin.
Kran Bensin di Vega ZR ini memakai sistem vakum. Sistem kerja keran bensin vakum berbeda dengan cara kerja keran manual. Cara kerja keran vakum, berdasar prinsip kevakuman di intake manifold.  Makanya di keran vakum ada slang menuju intake manifold atau yang berbentuk leher angsa. Kevakuman manifold akibat isapan piston dari silinder, mampu mengisap membran yang ada di keran vakum. Sehingga membran membuka dan memuncratkan bensin. Singkatnya berdasarkan prinsip kerja, diisap muncrat. Untuk itu saya coba cek selang di bagian ini, namun tidak ada kebocoran sama sekali. Sampai saya menemukan selang yang menuju intake manifold (leher angsa) lalu saya buka. Ada sebuah lubang cabang dari leher angsa ini yang disambungkan ke kran Vakum yang fungsinya untuk menghisap katup sehingga katup terbuka dan bensin dari tangki mengalir. Namun apa yang saya temukan coba? Ketika mesin saya coba starter, sama sekali tidak ada hisapan dari lubang di cabang leher angsa ini (Maaf belum saya foto karena saat bongkar karbu belum sempat terpikir untuk menshare di sini, hehe). Singkatnya saya rasa disinilah mungkin penyebab Vega ZR selama ini susah dihidupkan. Karena tidak punya kompresor, maka saya coba ambil jarum untuk membersihkan lubang kecil ini. Dan ternyata memang benar, lubang kecil ini tertutup kotoran karbon yang cukup banyak. Setelah dibersihkan dan coba saya starter, lubang ini benar-benar memberikan isapan yang cukup kuat walaupun kecil. Bisa saya rasakan ketika lubang kecil ini saya tutup dengan jempol. Setelah itu saya coba sambungkan lagi selang vakum kran seperti semula dan coba starter mesin. Mesin menyala, namun saya belum tahu pasti apakah lubang vakum kran bensin ini biang keroknya. Saya biarkan mesin sampai dingin sampai sore.

Di sore hari saya coba nyalakan mesin, mesin hidup seperti biasa. Wow! Dugaan saya mungkin benar. Tetapi untuk lebih memastikan saya akan coba esok pagi untuk mengetes mesin ini lagi. Sore itu saya pasang semua bagian body dan menyetel karbu secara biasa. Dan setelan yang didapat pun memang kembali seperti dulu, seperti kondisi standar motor Vega ZR umumnya.

Percaya atau tidak besok pagi nya dan sampai tulisan ini beres saya posting, mesin Vega saya sudah kembali seperti semula. Pagi, siang, atau malam, mesin mudah dinyalakan. Cuaca panas, dingin, atau setelah kedinginan diguyur hujan sekalipun, mesin dapat dihidupkan dengan mudah seperti motor bebek pada umumnya. 

Alhamdlillah, semuanya terselesaikan. Ternyata penyakit Mesin Vega ZR susah dihidupkan di motor saya berasal dari lubang vakum kran bensin yang kotor. Memang lubang ini jarang dilirik oleh montir di bengkel. Mungkin karena tersembunyi, dan jarang terkena kotoran (karena udara di intake manifold berasal dari filter) lubang ini jarang dilirik. Tapi jika motor sudah berumur, sesekali lubang ini perlu mendapat perhatian. Karena ukuran lubangnya kecil, kotoran sedikit saja bisa menyumbat lubang ini dan mengganggu kerja karburator.

Ini pengalaman berharga dengan Vega ZR saya, bagi para pembaca yang juga penunggang ZR mungkin pernah mengalami hal yang sama. Jikalau berkenan bisa berkomentar untuk sharing pengalamannya.

1 comments :

Unknown delete June 1, 2018 at 4:32 AM

a kalau vega zr mati gak ada strum ke busi apanya ya a??

Powered by Blogger.